VILABS

AI Doctor: Solusi Pelatihan Interaktif untuk Meningkatkan Komunikasi Klinis

AI Doctor Solusi Pelatihan Interaktif untuk Meningkatkan Komunikasi Klinis

Satu dari sekian banyak skill yang harus dapat dikuasai oleh tenaga medis adalah mampu memiliki komunikasi yang baik. Kemampuan seperti ini, akan sangat banyak membantu tenaga medis dalam berbagai proses penanganan pasien yang ada. Adapun komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi verbal, maupun komunikasi non-verbal.

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan pengungkapan bahasa yang jelas, sederhana, dan mudah dipahami oleh pasien. Mereka, tenaga medis dituntut untuk bisa menyesuaikan gaya bahasa dengan lawan bicaranya.

Apabila pasien memiliki latar belakang pendidikan yang rendah, dan terlihat dengan jelas memiliki kemampuan penalaran yang kurang baik, maka tenaga medis tidak perlu menyampaikan berbagai istilah medis yang rumit. Penyesuaian juga berlaku untuk kondisi pasien lainnya. Lalu, apa itu komunikasi non-verbal?.

Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang memanfaatkan gerak tubuh, seperti gerakan tangan yang membentuk simbol-simbol tertentu, kontak mata, bibir dan lain sebagainya. Komunikasi seperti ini wajib untuk tenaga medis pahami dengan baik, karena dapat membantu mereka mengerti kondisi pasien, terlebih lagi di saat-saat genting.

Baca Juga: Simulasi Ventilator dengan VR: Pelatihan Cepat & Aman untuk Tenaga Medis

Apakah mereka sedang merasakan sakit atau sedang bahagia. Penguasaan komunikasi yang baik dengan pasien, akan meningkatkan empati dari dalam diri tenaga medis. Selain itu, tenaga yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik, akan dengan mudah mendapatkan rasa hormat dari pasien.

Manfaat Komunikasi yang Baik dalam Dunia Medis

Ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari kemampuan komunikasi yang baik dalam dunia medis. 5 di antara banyak manfaat tersebut adalah;

  1. Membantu tenaga medis untuk membangun hubungan yang baik dengan pasien, keluarga pasien, dan juga untuk sesama tenaga medis itu sendiri.
  2. Komunikasi yang baik, akan menjadikan kerja tim medis lebih terarah dan juga terstruktur. Kerja sama tim yang seperti ini, tentunya bakal meningkatkan akurasi diagnosa yang ada.
  3. Membantu pasien lebih mudah memahami penanganan penyakit secara mandiri.
  4. Kesalahpahaman dengan pasien, keluarga pasien atau dengan sesama tenaga medis dapat dihindari.
  5. Komunikasi yang baik dari tenaga medis, tentunya akan memberikan pengalaman baik tersendiri bagi pasien dan juga keluarga pasien. Pasien jadi lebih tenang dalam menghadapi penyakitnya, dan fokus untuk bisa segera sembuh.

Teknik-Teknik Komunikasi Klinis

Untuk bisa memiliki kemampuan komunikasi medis yang baik, Anda dapat mempelajari berbagai teknik-teknik komunikasi yang aplikatif. 3 di antara banyak teknik komunikasi aplikatif tersebut adalah;

Active Listening. Kemampuan berkomunikasi, di mana tenaga medis fokus untuk menjadi komunikan atau pendengar yang baik. Alih-alih memberikan sanggahan akan penjelasan pasien langsung yang mungkin terdengar aneh, Anda justru harus lebih fokus mendengar keluhan pasien, sampai benar-benar selesai. Gunakan kembali kata-kata yang pasien gunakan, demi memperkuat kesan bahwa Anda memahaminya.

SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Plan). Sesuai dengan akronimnya, SOAP adalah metode komunikasi di mana tenaga medis akan berusaha terlebih dahulu memahami penjelasan pasien, melihat hasil pemeriksaan pasien, melakukan pengkajian ulang, dan terakhir membuat perencanaan penanganan yang tepat.

SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation). Teknik komunikasi klinis ini, dimulai dari memahami terlebih dahulu kondisi pasien, melihat riwayat pengobatan, melakukan pengkajian ulang, lalu memberikan rekomendasi penanganan penyakit.

AI Doctor, Solusi Pelatihan Komunikasi Klinis

Contoh Penerapan AI dalam Konsep Rumah Sakit Digital dari Vilabs

Lalu, bagaimana caranya menerapkan ketiga atau banyak teknik komunikasi klinis lainnya?. Tentu saja dengan melakukan banyak pelatihan. Tenaga medis, terlebih yang pemula, harus lebih banyak melakukan pelatihan komunikasi langsung dengan pasien di rumah sakit.

Masalahnya, tidak setiap waktu tenaga medis pemula ini, bisa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pasien di rumah sakit. Apalagi untuk pasien dengan penyakit menular atau membutuhkan lebih banyak ruang gerak atau steril. 

Diperlukan media pembelajaran lain yang jauh lebih bersahabat untuk mereka, tenaga medis pemula. Tantangan inilah yang kemudian coba dijawab oleh Vilabs, bersama dengan Universitas Airlangga yang diwakili dr. Lailatul Muqmiroh, Sp.Rad(K).

Kolaborasi antara keduanya menghasilkan produk AI baru yang dinamakan AI Doctor. Kita juga dapat menyebut AI Doctor sebagai AI Hologram for Interpersonal Healthcare Training. Program AI yang dirancang ini, diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang jauh lebih realistis dan interaktif untuk tenaga medis.

Di dalam AI Doctor ini, terdapat banyak fitur keren seperti;

  • Mampu melakukan anamnesis dasar.
  • Meningkatkan keterampilan komunikasi profesional perawatan kesehatan.
  • Menyediakan berbagai skenario medis.

Kesimpulan

Kemampuan komunikasi yang baik, baik verbal maupun non-verbal, adalah kunci penting dalam membangun hubungan efektif antara tenaga medis dan pasien. Melalui inovasi seperti AI Doctor dari Vilabs, pelatihan komunikasi klinis kini bisa dilakukan secara realistis dan interaktif tanpa harus bergantung pada kondisi rumah sakit.

Baca Juga: Rumah Sakit Digital: Bagaimana VR dan AI Meningkatkan Standar Pelayanan?

Apabila Anda berminat untuk membuat aplikasi virtual realitynya sendiri sesuai kebutuhan bisnis yang ada, hubungi saja Vilabs. Anda bisa menghubungi mereka melalui klik tombol WhatsApp di bawah ini;