Virtual reality adalah teknologi 3D simulasi yang konsepnya pertama kali muncul dari mesin temuan Ivan Sutherland, bernama head-mounted display. Teknologi ini, terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Terlebih setelah Jaron Lanier, pendiri VPL Research memperkenalkan frasa Virtual Reality ke publik lengkap dengan Data Glove dan juga EyePhone HMD (Head Mounted Display)nya.
Dapat dikatakan bahwa sejak saat itu, penerapan VR dalam industri kehidupan manusia, semakin meluas. Tidak lagi hanya fokus pada penerapan dalam bidang industri hiburan, tapi juga mencakup seluruh jenis daripada bidang industri. Dimulai dari pendidikan, kesehatan, manufaktur, otomotif, militer dan lain sebagainya.
Baca Juga: Penerapan VR untuk Pelatihan Keselamatan Kerja Dunia Medis
Penerapan VR ini, bukan hanya terbatas pada prosedur praktis yang berkaitan langsung dengan industri terkait, semisal VR yang digunakan sebagai simulasi 3D desain mobil dalam industri otomotif. Tapi juga mencakup prosedur fundamental seperti pelaksanaan K3.
Apa itu K3?. K3 adalah kependekan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. K3 adalah prosedur yang dibangun untuk dapat menjamin dan melindungi keselamatan serta kesehatan tenaga kerja di tempat kerja. K3 ini memiliki tujuan pasti, yakni untuk dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, serta mampu menciptakan lingkungan kerja yang aman dan juga sehat.
Ada banyak aspek penting yang ada dalam ruang lingkup K3 ini. 5 di antara banyak aspek penting tersebut adalah;
VR melalui kemampuannya yang dapat menciptakan lingkungan simulasi 3D, mampu meningkatkan pelaksanaan K3 pada aspek-aspek penting ini, jadi lebih baik. VR mampu membantu tenaga kerja untuk terbiasa mengambil keputusan cepat dan juga tepat sebagai respon terbaik dalam menghadapi suatu permasalahan.
Ya, dapat dikatakan bahwa VR adalah solusi terbaik untuk perusahaan dapat melatih respons tenaga kerjanya, terutama ketika mereka dihadapkan dengan insiden keamanan.
Sesuai dengan namanya, VR untuk simulasi respons terhadap insiden keamanan ini, diharapkan mampu memberikan pelatihan pengambilan keputusan yang cepat dan juga tepat dari tenaga kerja. Terutama ketika harus berhadapan dengan situasi-situasi genting.
Baca Juga: Simulasi Ventilator dengan VR: Pelatihan Cepat & Aman untuk Tenaga Medis
Pelatihan seperti ini, jelas sangat dibutuhkan oleh tenaga kerja pemula yang belum mengerti dengan baik praktik SOP (Standar Operasional Prosedur) perusahaan ketika menghadapi sebuah masalah yang itu dapat mengancam keamanan bersama.
VR, mampu menciptakan situasi seperti kebakaran, bencana alam, serangan teroris, dan lain sebagainya dalam bentuk simulasi 3D. Pelatihan seperti ini, tentu akan membuat tenaga kerja menjadi lebih terbiasa, rileks serta tenang dalam bertindak dan mengambil keputusan yang tepat.
Ada banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan dari penerapan VR untuk simulasi respons tenaga kerja ini. 5 di antara banyak manfaat tersebut adalah;
Ada banyak contoh penerapan VR untuk simulasi respons situasi genting ini. 5 di antara banyak contoh itu adalah;
Integrasi teknologi Virtual Reality dalam pelatihan respons terhadap insiden keamanan menawarkan pendekatan yang efektif, aman, dan efisien. Dengan menyediakan lingkungan pelatihan yang realistis dan interaktif, VR membantu meningkatkan kesiapsiagaan individu dan organisasi dalam menghadapi berbagai situasi darurat. Seiring dengan perkembangan teknologi, penerapan VR dalam pelatihan keamanan diharapkan akan semakin meluas, memberikan kontribusi signifikan dalam upaya mitigasi risiko dan perlindungan terhadap ancaman keamanan.
Apabila Anda berminat untuk membuat aplikasi virtual realitynya sendiri sesuai kebutuhan bisnis yang ada, hubungi saja Vilabs. Anda bisa menghubungi mereka melalui klik tombol WhatsApp di bawah ini;