Simulasi Bedah Mayat Berbasis Virtual, Pembelajaran Medis Lebih Nyaman, Aman & Hemat!
Satu dari sekian banyak faktor mengapa ilmu medis terus berkembang adalah teknologi. Integrasi teknologi dan ilmu medis membantu manusia untuk lebih mudah melakukan banyak hal. Dimulai dari mendapatkan diagnosa penyakit yang akurat, membantu tenaga medis dapatkan materi & proses pelatihan yang imersif, serta juga mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Tanpa adanya integrasi dengan teknologi, ilmu medis sudah pasti akan banyak memakan korban. Kita bisa melihat jauh ke belakang, tepatnya di era 1800 atau 1900-an, di mana teknologi belumlah secanggih sekarang ini. Didapatkan dari hasil jurnal Surgical Neurology International tahun 2015, sebanyak 1.500 tengkorak berlubang karena trepanasi di area situs yang sama.
Trepanasi sendiri adalah prosedur pembedahan yang melibatkan pembuatan lubang pada tengkorak. Prosedur ini, dilakukan untuk berbagai tujuan, salah satunya adalah untuk mengeluarkan cairan atau gas yang terperangkap dalam tengkorak.
Mengejutkannya, mayoritas dari tengkorak tersebut baik-baik saja, alias tidak membutuhkan operasi otak. Mengapa ini bisa terjadi?, jelas karena pada saat itu, teknologi belum mampu mengimbangi permintaan ilmu medis yang kompleks.
Bukan hanya soal diagnosa. Penelitian akan dunia medis di zaman dulu, sangatlah terbatas. Satu di antara banyak jenis penelitian yang terbatas tersebut adalah penelitian terhadap mayat. Zaman dulu, Universitas-Universitas di Eropa membutuhkan izin dari Kepausan untuk bisa mendapatkan mayat sebagai objek penelitian.
Selain prosedur yang rumit, pasokan mayat yang menjadi objek penelitian pun sangat bergantung pada mayat perilaku kriminal. Karena rumitnya prosedur dan juga terbatasnya mayat yang bisa menjadi objek penelitian, tidak sedikit pula lembaga kesehatan saat itu, melakukan tindakan ilegal.
Sekarang, tenaga medis atau lembaga pendidikan medis bisa bernapas lega karena prosedur pembelajaran akan mayat, tidak sesulit dulu. Bahkan, tenaga medis kini sudah mendapatkan alternatif lain berupa boneka manekin atau peraga tubuh manusia, yang biasa disebut torso sebagai media pembelajaran anatomi tubuh manusia.
Sayangnya, penggunaan torso ini pun masih punya kelemahan mendasar. Kelemahan tersebut adalah ketidakmampuan media ini memberikan visualisasi data yang lebih menarik untuk peserta pelatihan. Torso tidak mampu memberikan pengalaman imersif bagi pesertanya, apalagi untuk mendukung proses pembelajaran bedah mayat.
Lalu, bagaimana solusi terbaiknya?. Kita dapat mengandalkan Virtual Reality (VR). Sebuah konsep teknologi yang memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan simulasi lingkungan 3D dari aktivitas di kehidupan sehari-hari. Melalui teknologi ini, pengguna bisa merasakan bagaimana atmosfer simulasi prosedur medis secara 3D, tanpa perlu takut risiko kecelakaan kerja yang ada.
Kemampuan seperti inilah yang banyak diterapkan untuk mendukung proses Simulasi Bedah Mayat Berbasis Virtual. Proses ini, sekaligus menjadi bahasan utama kita dalam artikel ini. Penasaran?, simak baik-baik artikel ini ya!.
Simulasi Bedah Mayat Berbasis Virtual
Sesuai dengan namanya, simulasi bedah mayat berbasis virtual, adalah proses mensimulasikan prosedur bedah tubuh manusia secara digital. Teknologi ini memungkinkan mahasiswa kesehatan atau tenaga medis pemula, mempelajari anatomi dan teknik pembedahan tanpa harus menggunakan mayat asli.
Dapat dikatakan bahwa simulasi bedah mayat berbasis virtual ini, adalah solusi efektif untuk pendidikan medis modern. Alternatif terbaik di kala akses terhadap cadavers (istilah medis untuk mayat) terbatas dan memiliki biaya pengadaan serta praktik yang tidak murah.
Manfaat Simulasi 3D Bedah Mayat
Ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari penerapan simulasi bedah mayat berbasis VR ini. 6 di antara banyak manfaat tersebut adalah;
Mengurangi ketergantungan terhadap mayat asli. Perlu diketahui juga bahwa biaya yang diperlukan sebuah lembaga kesehatan demi mendapatkan mayat asli, kurang lebih 10-20 juta rupiah (bisa saja lebih, karena ini data pada tahun 2018 lalu).
Penghematan biaya operasional. Biaya akan kebutuhan logistik, pemeliharaan mayat serta alat praktik fisik berkurang drastis.
Peserta pelatihan mendapatkan visualisasi anatomi yang lebih mendalam, interaktif dan juga menarik.
Tingkat pemahaman peserta pelatihan akan materi yang diberikan, akan jauh lebih meningkat. Begitu juga dengan motivasi mereka untuk ikut serta terlibat dalam proses belajar. Mereka menjadi lebih nyaman, tenang, serta percaya diri.
Akses belajar yang jauh lebih fleksibel. Tidak memerlukan ruangan khusus dan juga bisa dilakukan kapan saja. Proses pelatihan atau otopsi dapat dilakukan berulang kali.
Evaluasi performa dan kualitas keputusan yang diambil, dapat diukur secara akurat.
VR Autopsy Simulator Infanticide Case
Bagaimana contoh penerapan simulasi bedah mayat berbasis virtual ini dalam dunia medis?.
Kita dapat melihat salah satu contoh nyata penerapannya, melalui produk VR Autopsy Simulator, Infanticide Case, dari Vilabs.
Ini adalah produk VR di mana pengguna dapat melakukan proses pembedahan mayat atau otopsi pada kasus infanticide. Apa itu infanticide?. Infanticide adalah kasus kriminal, di mana bayi yang baru saja dilahirkan, mengalami kekerasan dari orang tuanya, terutama ibunya sendiri, hingga meninggal dunia.
Kondisi ini, biasanya terjadi pada ibu yang merasa malu akan kondisi anak yang dilahirkan, atau juga takut ketahuan telah melahirkan anak di luar nikah. Tentu saja masih banyak faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi. Seperti kondisi psikologi Ibu yang terganggu atau semacamnya.
Produk VR yang diciptakan oleh Vilabs ini, jelas sangat bermanfaat bagi mahasiswa kedokteran, dokter forensik, dan profesional terkait untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Kesimpulan
Integrasi teknologi dalam dunia medis telah menjadi faktor kunci dalam menciptakan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan aman. Salah satu inovasi penting adalah simulasi bedah mayat berbasis virtual, yang memungkinkan pelatihan medis tanpa ketergantungan pada cadaver asli. Teknologi ini tidak hanya menghemat biaya dan meminimalkan risiko, tetapi juga meningkatkan pemahaman serta kepercayaan diri peserta pelatihan secara signifikan.
Apabila Anda berminat untuk membuat aplikasi virtual realitynya sendiri sesuai kebutuhan bisnis yang ada, hubungi saja Vilabs. Anda bisa menghubungi mereka melalui klik tombol WhatsApp di bawah ini;