
Foto Bersama antara VILABS, RS Queen Latifa, dan UTY sebagai langkah awal pembentukan Living Lab VR Therapy
Yogyakarta – PT VILABS kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat inovasi teknologi kesehatan di Indonesia. Melalui penandatanganan Expression of Interest (EOI) bersama RS Queen Latifa dan Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), VILABS resmi menjajaki pengembangan Living Lab VR Therapy. Inisiatif ini menghadirkan rehabilitasi pasca-stroke berbasis teknologi imersif yang siap menjadi terobosan baru di dunia terapi modern.
Langkah tersebut menandai kolaborasi strategis antara layanan kesehatan, akademisi, dan industri teknologi. Selain itu, VILABS memandang kerja sama ini sebagai pijakan strategis untuk menghadirkan solusi rehabilitasi yang lebih efektif, interaktif, dan adaptif. Oleh karena itu, kerja sama ini memanfaatkan teknologi Virtual Reality (VR) dan sensor fisiologis sebagai elemen utama pengembangan layanan tersebut.
Kemitraan ini sekaligus memperkuat posisi VILABS sebagai perusahaan teknologi yang aktif bermitra dengan institusi kesehatan terkemuka. Lebih dari itu, inisiatif ini menegaskan peran VILABS sebagai penggerak transformasi digital bidang rehabilitasi di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, ketiga pihak membahas arah riset dan kebutuhan klinis yang perlu ditangani. Di sisi lain juga dilakukan pemetaan tantangan terapi pasca-stroke yang sering dialami pasien. Setiap institusi hadir dengan perspektif dan keahlian berbeda untuk memastikan hasil riset yang komprehensif.

Ambar Setyawan, Direktur Utama PT VILABS, memaparkan konsep pengembangan teknologi VR untuk mendukung rehabilitasi pasca-stroke.
Dari sisi teknologi, VILABS menekankan pentingnya solusi terapi yang mudah diakses pasien. VR mampu menghadirkan ruang gerak virtual yang aman dan menarik. Selanjutnya, sensor fisiologis mencatat respons tubuh secara real-time. Kombinasi ini membantu terapis memantau perkembangan pasien dengan lebih objektif.
Pertemuan EOI tersebut berlangsung di Yogyakarta dan dihadiri oleh para tokoh kunci dari institusi yang menjadi pusat kolaborasi. Dari Queen Latifa Hospital, hadir Dr. apt. Noor Syam Sidiq Himawan, M.Farm., MPM., selaku Chief Operating Officer (COO). Selanjutnya hadir juga MS Hendriyawan A, S.T., M.Eng., Ph.D., yang mana merupakan Wakil Rektor IV UTY. Sementara itu, pihak industri diwakili langsung oleh Ambar Setyawan, S.Kom., Direktur Utama PT VILABS Teknologi Indonesia.
Suasana diskusi semakin intense dengan kehadiran jajaran akademisi dan praktisi dari berbagai program studi. Briyan Efflin Syahputra, S.E., M.Ak. (Staf KHI), Dr. Eng. Arif Pramudwiatmoko, S.T., M.Eng. (Kaprodi Teknik Komputer), Muhammad Zakariyah, S.Kom., M.Kom. (Kaprodi Informatika Medis), serta Ikrimach Abbad, S.Kom., M.Cs. (Kaprodi Sistem Informasi D3) menyampaikan sudut pandang terkait rancangan sistem, kebutuhan data, dan peluang integrasi lintas bidang.
Partisipasi dosen seperti Umar Zaky, S.Kom., M.Cs., Ari Sugiharto, S.Si., M.Eng., dan Puji Utomo, S.T., M.Eng. semakin memperdalam pembahasan. Dari sisi mitra industri, kehadiran Rudy, Direktur PT Smartiv, turut melengkapi sesi diskusi kali ini.
Bagi VILABS, kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi buatan lokal mampu bersaing. Kolaborasi ini juga memperkuat misi VILABS untuk menghadirkan teknologi yang relevan bagi dunia kesehatan. Dengan sinergi multipihak, solusi terapi digital yang lebih terukur dan human-centered dapat diwujudkan.
Living Lab VR Therapy menjadi langkah awal menuju ekosistem rehabilitasi digital berskala nasional. Berbekal kolaborasi strategis, VILABS memperkuat posisinya sebagai pionir teknologi Digital Reality di Indonesia, bukan hanya Yogyakarta.
Tertarik untuk berdiskusi terkait topik ini? Hubungi Tim VILABS untuk menjajaki peluang kolaborasi lebih lanjut.