VILABS

Kolaborasi Riset: Teknologi Virtual Reality dan EMG untuk Rehabilitasi Pasca Stroke

Pembelajaran Tatap Muka di Gedung Theater FT UNY (Dokumentasi PT VILABS)

Sebelumnya, telah dibahas mengenai langkah awal pengembangan VR Cycling Rehab oleh BRAINS UNY yang bekerja sama dengan PT VILABS. Kini, kolaborasi keduanya berlanjut melalui penelitian “Rehabilitasi Pasca Stroke Menggunakan Virtual Reality dengan Pemantauan Sinyal EMG.”

Penelitian ini merupakan pengembangan lanjutan dari inovasi sebelumnya, yaitu alat rehabilitasi stroke berbasis parapodium. Dapat dikatakan, produk yang dihasilkan kali ini merupakan generasi kedua dari alat bantu terapi pasien pasca-stroke yang telah dikembangkan pada riset terdahulu.

Baca Juga:  VILABS dan BRAINS UNY Riset Virtual Reality untuk Bantu Lansia Pulih dari Stroke

Urgensi Pengembangan Teknologi Rehabilitasi

Selanjutnya, perlu diketahui bahwa stroke masih menjadi salah satu penyebab utama kecacatan di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, menunjukkan prevalensi stroke mencapai 8,3 per 1.000 penduduk. Selain itu, pasien yang selamat sering mengalami gangguan motorik dan kognitif, sehingga memerlukan proses pemulihan yang panjang.

“Stroke bukan sekadar tantangan medis, tetapi juga tantangan sosial. Banyak pasien kehilangan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, dan di sinilah peran teknologi menjadi sangat penting,” jelas Dr. Ir. Fatchul Arifin, M.T., ketua tim peneliti BRAINS UNY.

Pendekatan Baru: Gabungan VR dan Sinyal EMG

Untuk menjawab tantangan tersebut, tim peneliti menghadirkan pendekatan baru yang memadukan Virtual Reality (VR) dengan pemantauan sinyal elektromiografi (EMG).

Dengan teknologi ini, pasien dapat berlatih dalam lingkungan virtual yang aman dan menenangkan. Sinyal EMG digunakan untuk memantau aktivitas otot secara real-time, sehingga kemajuan latihan dapat dinilai secara objektif. Data tersebut membantu terapis menyesuaikan program latihan sesuai kondisi pasien.

Baca Juga: Kolaborasi PT VILABS dan BRAINS UNY Wujudkan Inovasi Virtual Reality dan EMG untuk Rehabilitasi Pasca-Stroke

Sistem juga dilengkapi electric mini pedal exerciser, alat latihan sederhana yang memungkinkan pasien melatih kekuatan otot dari rumah. Kombinasi VR, EMG, dan alat ini menghadirkan pengalaman rehabilitasi yang lebih efisien, menyenangkan, dan mudah diakses.

“Melalui riset ini, kami ingin membuktikan bahwa teknologi seperti Virtual Reality dapat membawa dampak nyata bagi dunia kesehatan,” ujar Dr. Ir. Fatchul Arifin, M.T., ketua tim peneliti.

Peran VILABS dalam Integrasi Teknologi Digital Reality

Sebagai mitra industri, PT VILABS berperan dalam pengembangan lingkungan virtual dan integrasi teknologi. Dengan pengalaman di bidang Digital Reality (VR, AR, dan MR), VILABS memastikan pengalaman terapi terasa imersif dan realistis bagi pengguna.

Selain membantu pasien stroke, riset ini juga membuka peluang besar dalam bidang health technology di Indonesia. Teknologi VR tidak hanya meningkatkan keterlibatan pasien, tetapi juga memperluas akses rehabilitasi bagi masyarakat di daerah yang jauh dari fasilitas medis.

Kolaborasi antara BRAINS UNY dan PT VILABS menjadi bukti sinergi nyata antara akademisi dan industri. Inovasi ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi mampu menjembatani penelitian dan penerapan langsung bagi masyarakat.

“Kami percaya, kolaborasi seperti ini adalah jembatan antara laboratorium dan masyarakat. Inovasi tidak boleh berhenti di riset, tetapi harus bisa dirasakan manfaatnya oleh pasien,” tambah Dr. Fatchul menutup sambutannya.

Ke depannya, VILABS berkomitmen mendukung pengembangan teknologi Digital Reality yang mendorong kemajuan bangsa. Jika Anda memiliki riset dan ingin berkolaborasi, hubungi kami sehingga bersama kita bisa menciptakan inovasi yang berdampak nyata untuk Indonesia.